Wednesday, May 10, 2017

Jebakan Piano: 'Drama di Balik Drama' di Cheese in the Trap


Waktu pertama kali mendengar Cheese in the Trap, aku benar-benar se-girang itu. Ada dua alasan kenapa. Pertama, yang jadi sutradaranya adalah Lee Yeon Jung, yang juga menyutradarai Coffee Prince. I LOVE COFFEE PRINCE. Se-cinta itu, dan udah jadi ritual setidaknya setahun dua kali aku akan nonton Coffee Prince.  Dan kalo ditonton sekarang pun, dramanya ga keliatan ketinggalan jaman, aktingnya bagus, dan jalan ceritanya tetep ga ngebosenin—a timeless classic. Ohya dan tak ketinggalan itu drama yang memperkenalkanku dengan the beauty that is GONG YOO !


Senyumnya itu loh Mas....


Kalau menurut dramabeans, the k-drama guru, ada tiga komponen yang ngebuat drama bisa bagus or jelek—K-Drama Trifecta. Tiga komponen itu adalah: penyutradaraan, akting, dan cerita. Jadi, mau Gong Yoo nya seganteng apapun dan sebagus apapun aktingnya, kalo ceritanya gaje dan Gong Yoo dibuat mati ketabrak tiba-tiba ya ga bakal dah Coffee Prince kutonton sampe sekarang.

Kalo cerita udah bagus, terus aktingnya bagus, buat apa ada sutradara?

Hmm. Drama adalah suatu suguhan visual. Gaya kamera menyorot, musik yang digunakan untuk mengiringi setiap adegan, bagian mana yang ditampilkan duluan, dan bagian mana yang jadi kejutan... itu bagian sutradara dan tim di balik layar lainnya. Biasanya tiap sutradara punya gayanya sendiri. Yang aku suka dari si sutradara Lee Yeon Jung ini, dia selalu bisa ngebuat suasana yang menyentuh dan berkesan dari hal-hal kecil. Selain itu, biasanya sutradara Lee suka pake lagu-lagu indie yang beneran aku puter sampe sekarang :D


Salah satu adegan favorit dari Coffee Prince



Nah balik ke topik utama haha. Alasan kedua kenapa aku seneng waktu CITT mau dibuat drama adalah karena aku memang suka banget sama webtoon-nya. Aku memang lebih suka cerita-cerita yang slice of life, yang sederhana, tentang cerita keseharian. CITT itu webtoon yang bener-bener slice of life, dan aku beneran bisa bersimpati sama cerita si pemeran utama, Hong Seol, apalagi kehidupan kuliahnya. 

Webtoon favorit!


Waktu denger yang jadi sutradara itu Lee Yeon Jung, girang dong aku. Sutradara Lee pasti bisa ngebuat drama ini terasa makin spesial. Apalagi waktu diumumin para aktornya, yang menurutku waktu itu pas banget. “Drama ini ga akan mengecewakan, nih,” pikirku.

Park Hae-Jin dan Sutradara Lee
                                   
Dan ya, aku emang puas banget sama dramanya. Udah lama ga nonton drama yang bener-bener bikin aku kepikiran melulu, dan aku beneran sedeg-degan itu jadinya kalo ngeliat si Park Hae Jin. (Duh mas ganteng amat). Dan bener seperti dugaan aku, gaya si sutradara Lee membuat adegan-adegan sederhana jadi berkesan banget. Ini salah satu adegan favorit aku di CITT:

video pertama bahasa korea yang aku subtitle sendiri ehehehe

Tapi rasa puasku cuma bertahan sampe episode 8. Buat yang udah nonton dan mungkin ngikutin beritanya CITT, pasti ngerti lah ya ‘drama di balik drama’ yang ngebuat perannya Park Hae Jin makin lama makin sedikit di CITT. Kalau ga salah di episode 15 dia bahkan cuma nongol lima menit. Bahkan ada yang bilang kalau pemeran utamanya itu udah ganti jadi si Baek Inho (yang diperankan Seo Kang Joon) dan judulnya ganti jadi “The Piano Trap”.

Yoo Jung, Invisible Man
[sumber]

Padahal, ya, dia pemeran utamanya !! Aku kesel waktu itu, karena sebagai pembaca webtoon-nya, karakter Park Hae Jin itu ada latar belakang masa kecilnya, dan dia gak sejahat itu kok sama si Hong Seol. Ada beberapa adegan yang nunjukin kalo karakter Park Hae Jin beneran peduli dan ngeluangin waktu buat Hong Seol. Tapi kalau di dramanya, setelah Park Hae Jin keterima kerja kita jadi jarang banget bisa ngeliat dia :”) Dan pas episode 16 bahkan si Hong Seol ada adegan ketabrak segala.... beneran deh itu maksa banget :")

Sebenarnya, buat yang gak merasa bermasalah dengan jalan cerita drama CITT, ya emang gapapa sih. Ga masalah juga kalo kemudian ceritanya jadi fokus ke Baek Inho. Ada temen aku yang bilang  kalau dia suka ngelihat perkembangan Baek Inho yang jadi lebih baik dan gak berandal lagi. Kalau dipikir, menurutku mungkin sama ya kayak perkembangan ceritanya Reply 1988 yang awalnya fokus ke Junghwan terus abis itu jadi fokus ke Taek.

Masalahnya adalah, CITT didasarkan dari webtoon, beda sama Reply 1988. Apalagi ini webtoon populer. Saat apa yang ditayangkan melenceng dari webtoon-nya, ya gapapa sih. Tapi kalau dibuat melenceng jauh banget dan menyalahi esensi webtoon-nya, di mana karakter utamanya berubah, ya wajar juga dong kalo para penggemar webtoon-nya berang. Termasuk aku.

Ada gosip kalau waktu penyuntingan di balik layar si sutradara emang lebih fokus ke Seo Kang-Joon, bukan Park Hae-Jin. Di dramanya pun karakter Baek Inho, yang seharusnya tetap berandal, jadi lebih lembut, dan banyak adegan yang seharusnya dimainkan oleh Park Hae-Jin malah dimainkan sama Seo Kang-Joon (WHAAAATTTT).

Bahkan penulis webtoon CITT, Soonkki, mengeluhkan kalau dia gak dilibatkan di dramanya setelah episode 6. Dalam sebuah wawancara, Park Hae-Jin mengeluhkan kalau naskah dramanya memang banyak banget diubah dan dramanya gak sesuai sama esensi webtoon.

“Alasan saya mengiyakan untuk berakting dalam CITT, bahkan waktu sutradara, penulis, ataupun aktornya belum ditentukan adalah karena saya mempercayai kekuatan webtoon aslinya. Saat ini, saya tidak tahu harus percaya apa."

Ku pun, oppa, ku tak paham harus percaya apa. Drama yang aku udah yakin banget bakal jadi drama bagus, akhirnya malah seperti ini. Memang, nonton drama itu kayak main tebak-tebakan, kita gak pernah tau drama mana yang bakal bagus. Apalagi kalo ngikutin drama yang ongoing, yang juga lagi tayang... rasanya tuh beneran sakit hati waktu gak sesuai ekspektasi. Nonton drama itu bukan hanya komitmen waktu (ya iyalah satu drama minimal 16 jam...) tapi juga komitmen perasaan. Aku sekecewa itu sih sama CITT ini, sampai aku bahkan ga mau ngikutin webtoon-nya lagi. Berasa apa ya, di-php-in gitu sama drama ini. Lebih kecewanya itu adalah dengan membayangkan betapa potensialnya drama ini. This drama could have been more than this. 

Ya buat yang suka sama drama the way it is ya aku pun tak masalah. Tapi untukku, aku menunggu keadilan untuk Park Hae-jin. Semoga, keadilan itu bisa didapatkan lewat film CITT yang katanya bakal tayang pertengahan tahun ini. Kutunggu, oppa !




Sumber:


Saturday, May 6, 2017

[INDO SUB] IU – PALETTE ft. G-Dragon

Disclaimer: jadi, ku mulai bercita-cita untuk jadi penerjemah, dan karena ku butuh banyak latihan, kupikir aku akan mulai menerjemahkan hal-hal yang kusuka. Salah satunya adalah lagu Kpop ini eheheh. Insya allah komitmen untuk rutin, setidaknya seminggu sekali. doakan istiqomah eheheh. 

Lagu pertama yang mendapat kehormatan untuk kuterjemahkan pertama kali adalaaah lagunya IU yang 'Palette'



[Verse 1: IU]
이상하게도 요즘엔 그냥 쉬운 게 좋아
하긴 그래도 여전히 코린 음악은 좋더라
Hot Pink보다 진한 보라색을 더 좋아해
또 뭐더라 단추 있는 Pajamas, Lipstick
좀 짓궂은 장난들

[Chorus: IU]
I like it, I'm twenty five
날 좋아하는 거 알아
I got this, I'm truly fine
이제 조금 알 것 같아 날

[Verse 2: IU]
긴 머리보다 반듯이 자른 단발이 좋아
하긴 그래도 좋은 날 부를 땐 참 예뻤더라
왜 그럴까 조금 촌스러운 걸 좋아해
그림보다 빼곡히 채운 Palette, 일기, 잠들었던 시간들

[Chorus: IU]
I like it, I'm twenty five
날 좋아하는 거 알아
I got this, I'm truly fine
이제 조금 알 것 같아 날

[Verse 3: G-Dragon]
어려서 모든 게 어려워
잔소리에 매 서러워
꾸중만 듣던 철부지 애
겨우 스무고개 넘어
기쁨도 잠시 어머
아프니까 웬 청춘이래
지은아 오빠는 말이야 지금 막 서른인데
나는 절대로 아니야 근데 막 어른이 돼
아직도 한참 멀었는데
너보다 다섯 살 밖에 안 먹었는데
스물 위, 서른 아래 고맘때 Right there
애도 어른도 아닌 나이 때 그저 나일 때
가장 찬란하게 빛이 나
어둠이 드리워질 때도 겁내지 마
너무 아름다워서 꽃잎 활짝 펴서
언제나 사랑받는 아이 You
Palette, 일기, 잠들었던 시간들

[Chorus: IU]
I like it, I'm twenty five
날 좋아하는 거 알아
I got this, I'm truly fine
이제 조금 알 것 같아 날
(아직 할 말이 많아)
[Chorus: IU]
I like it, I'm twenty five
날 좋아하는 거 알아
I got this, I truly found
이제 조금 알 것 같아 날




Indo Sub

Aneh, akhir-akhir ini aku lebih suka yang gampang
Tapi tetap saja aku masih suka lagu-lagi Corinne[1]
Dibanding HOT PINK, aku lebih suka ungu tua
Apa lagi ya... piyama berkancing, lipstik, dan guyonan yang sedikit menyebalkan[2]

Aku suka ini, umurku 25
Ku tahu kau menyukaiku
Aku bisa, aku baik-baik saja
Sekarang aku sepertinya sedikit mengenal diriku sendiri

Daripada rambut panjang, aku pasti lebih memilih rambut pendek
Tapi tetap saja waktu aku menyanyikan Good Day[3] aku cantik sekali
Kenapa ya, aku suka yang sedikit norak
Daripada lukisan; aku lebih suka palet yang penuh cat, diari, kala ku terlelap

Aku suka ini, umurku 25
Ku tahu kau membenciku
Aku bisa, aku baik-baik saja
Sekarang aku sepertinya sedikit mengenal diriku sendiri

Waktu masih muda semuanya sulit,
Tiap diomeli langsung sedih;
Si anak kecil yang dimarahi melulu[4]
Baru selesai menjawab 20 pertanyaan,[5]
Kebahagiaan hanya sekejap, TIDAK!!![6]
Rasa sakit ini kenapa dibilang bagian wajar dari masa muda ?[7]
Jieun-ah, abang tuh yah,
Baru umur 30
Padahal rasanya belum umur segitu
Tapi kenapa tiba-tiba udah jadi dewasa begini
Padahal masih jauh banget perjalanan [hidup],
Kita bedanya cuma lima tahun loh padahal
Di atas 20-an, di bawah 30-an.
Pas di tengah-tengah, tepat di situ,
Usia di mana ku bukan anak kecil, bukan juga orang dewasa
Hanya ‘aku’.
Usia di mana kita paling bersinar
Saat kegelapan mendera, jangan takut
Begitu cantik, dan mekar sempurna
Anak yang selalu dicintai, kamu[8]

Palet, diari, kala ku terlelap

Aku suka ini, umurku 25
Ku tahu kau menyukaiku
Aku bisa, aku baik-baik saja
Sekarang aku sepertinya sedikit mengenal diriku sendiri
Masih banyak yang ingin ku sampaikan
Aku suka ini, umurku 25
Ku tahu kau membenciku
Aku bisa, aku baik-baik saja
Sekarang aku sepertinya sedikit mengenal diriku sendiri




[1]Corinne Bailey Rae itu penyanyi idolanya IU. Trivia: IU udah ga make twitter lagi sejak 2014, sekalinya dia make (tahun 2016), itu cuma buat ngebales mentionnya si Corinne wkwkkw
[2] 짓긎은: sebenernya artinya lebih ke mischiveous, tetapi kalo pake kata ‘nakal’ kan semacam gimana gitu yah
[3] Good Day: lagu yang benar-benar membuat IU terkenal
[4] 꾸중: scolding
[5] 스무고개: entah kenapa suka sama penggunaan kata ini di sini. Kalo di naver arti katanya adalah ’20 pertanyaan tebak-tebakan’, tapi mengingat konteks di lagu ini tentang umur, jadi berasa ngena gitu, karena hidup memang kumpulan pertanyaan kan: “kapan lulus?” “skripsi bab berapa?” “kapan nikah?” “kerja di mana?” “kapan punya anak?” HUFT
[6] “TIDAK” di sini dari kata “Omo”, entahlah sebenernya menurutku feel-nya lebih ke “ya ampunnnn” gitu, tapi yaudah pengen aja ngebayangin GD ngomong TIDAAAAAKK ala-ala sinetron
[7] 앞으니까 청춘이다 = it hurts, thus it’s youth. Salah satu pepatah yang sering banget di drama-drama. Artinya itu semacam “rasa capek dan lelah dan sakit itulah masa muda”. Jadi ya masih muda itu masanya bersakit-sakit. Secara gak langsung, semacam bilang “masa muda lo ga seru kalo ga bersusah-susah”, ku pikir ya wkwk
[8] Salah satu alasan kenapa ku suka sama GD adalah karena doi pinter ngebuat lirik. Di bagian ini lirik favorit aku. Kalo diterjemahin tapi ga keliatan wkwkwk. Jadi kalo di bahasa koreanya, “sarang badnun ai, YOU”, ai= anak You= kamu. Nah aiyou ini ejaan koreanya dari nama IU. So yeah GD semacam bilang kalo IU akan selalu dicintai :”)



****
I really like this song. like REALLY. 
Suka. BANGET.
Pertama, melodinya yang kalem tapi gak ngebosenin. Lagu ini tuh cocok banget buat sore-sore ngopi, atau buat nemenin belajar. GD pun di sini rapnya gak yang terlalu 'maksa' suaranya :D

Selain itu, buat yang udah ngikutin IU dari lama, lagu Palette ini memang kelanjutan dari lagunya yang 'Twenty Three'. Kalo di 'Twenty Three' tuh IU bilang "Aku umur 23, aku adalah teka-teki", kalo di 'Palette' dia bilang "Aku bisa, aku baik-baik saja. Sepertinya aku lebih mengenal diriku sendiri". Jadi beneran keliatan pertumbuhannya gitu lho. Dan ngeliat IU yang begini, beneran mengekspresikan diri dan pikirannya dalam lagunya, bener-bener ngebuat dia menonjol di Kpop, menurutku. Karena di Kpop kita lebih biasa ngedengerin lagu tentang sebuah kisah, yang bukan kisah penyanyinya. Baik 'Palette' maupun 'Twenty Three' menunjukkan bukan hanya perkembangan IU sebagai seorang artis, tapi juga perkembangan seseorang bernama Lee Jieun.  Kalo di 'Twenty Three' itu nunjukin gimana publik ngeliat IU, di 'Palette' itu lebih gimana IU ngeliat IU; gimana seleranya berubah (rambut panjang ke rambut pendek, misalnya) tapi tetep ada beberapa bagian dari dia yang ga berubah, kayak gimana dia masih suka sama Corinne Bailey Rae. Sentuhan personal di lagu-lagu IU ini yang beneran ngebuat dia beda, dan beneran seakan dia tuh berkomunikasi sama para pendengarnya. 





Lagu 'Palette' juga jadi suatu pernyataan, bahwa dia gak ambil pusing sama apakah orang mau suka atau benci sama dia. Apalagi setelah 'skandal' di album sebelumnya, yang menurutku lebay banget. Tapi lewat 'Palette' IU berhasil membuktikan kalo ya dia ga peduli. Dan well, dia emang ga usah peduli sih sama haters, wong lagunya laris manis di tangga lagu Korea. 


"Semua orang benci lo, tau?" "Iye paham"

Dan, ya, lagu ini bukan hanya tentang IU, karena meskipun liriknya beneran terasa personal antara IU dan GD, tapi relateable banget. Siapa sih yang gak ngalamin quarter life crisis, di mana ya lo bukan anak-anak tapi belum bisa dianggap orang dewasa juga. Rasanya waktu begitu cepat berlalu, tapi ya capek dan lelah juga. Terkait ini, lirik GD beneran berasa ngena karena emang sangat menenangkan, comforting. GD di sini posisinya sebagai abang, oppa, yang lebih tua, tapi juga masih belum punya semua jawaban. Tapi, lirik GD ga nunjukin kebingungan, melainkan keyakinan: "selo ae lah Jieun, w juga udah ngelewatin itu semua dan w bae-bae kok."

Usia di mana kita paling bersinar 
Saat kegelapan mendera, jangan takut  
Begitu cantik, mekar sempurna
Anak yang selalu dicintai, kamu

Yes, karena hari ini adalah hari di mana kita paling muda, paling bersinar. Karena terlepas dari berbagai orang yang mungkin ga suka sama kita, dan berbagai perubahan yang kita alami; yang ga pernah berubah dan harus selalu diingat adalah bahwa selalu ada orang yang sayang sama kita. 
Ya, contohnya GD oppa, gitu #ngarep.